Beritaoke.online-
Ditjen Perhubungan Udara Kantor Otoritas Bandar Udara X menggelar Focus Group Discussion (FGD) rancangan Standard Operating Procedure (SOP) pemanfaatan angkutan udara perintis dalam pengangkutan bantuan bencana.
Diskusi tersebut berlangsung di salah satu hotel di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (26/10/2023
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara X, Asep Kosasih Samapta mengatakan, selaku penanggung jawab penerbangan perintis di empat provinsi yakni Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan, pihaknya berupaya memitigasi bencana.
"Kami mencoba empati dan kontribusi kedepan untuk membantu sebagai katalisator supaya
dalam penanganan bencana lebih baik," ujar Asep.
Berkaca pada bencana yang terjadi di Sinak dan Yahukimo di Papua Pegunungan beberapa waktu lalu, menurut Asep, itu menjadi contoh konkrit kesiapan penerbangan perintis bahwa adanya perhubungan udara di wilayah setempat.
"Wujud negara hadir adalah dengan adanya angkutan udara perintis,"ungkapnya.
Disinggung soal gangguan keamanan di wilayah tersebut, Asep tak menampik bahwa hal itu menjadi kewenangan institusi terkait (TNI dan Polri).
Namun, semua pihak juga ikut bertanggung jawab dengan mengutamakan koordinasi.
“Maka itu rancangan SOP juga diperlukan. Ya, walaupun ini hanya rancangan kami harap respon dari penerbangan perintis di daerah bencana, karena kita ketahui bersama perintis itu kontraktual dengan anggaran yang sudah disipakan di lokasi bencana atau penerbangan yang terkait,” beber Asep.
Asep menegaskan penerbangan perintis tetap memanfaatkan rute yang sudah ada, namun tetap mengedepankan aspek kemanusiaan.
“Karena itu perlu banyak keterlibatan stakeholder,” terangnya.
Saya harap adanya dukungan penuh untuk meminimalisir dampak bencana,"pinta Asep. (*)
Sumber:Tribun