Tribun-Medan, Berita Oke.Online -
Masyarakat di Indonesia sering sekali mengonsumsi vitamin yang dibeli di toko penjualan obat.
Namun, cara ini ternyata salah dan dianggap bisa merusak ginjal.
Menurut Dr dr Hans Tandra, Sp.PD-KEMD, Ph.D, FINASIM, FACE, FACP, minum vitamin secara serampangan sangat tidak dianjurkan.
"Meskipun Anda minum vitamin, Anda minum seplemen, itu juga lewat ginjal. Jadi semua itu akan membebani kerja ginjal," kata dr Hans, yang juga dikenal sebagai motivator kesehatan, sekaligus internist dan endokrinologist, dalam channel Youtube Good Talk TV yang dilihat Tribun-medan.com, Rabu (25/10/2023).
dr Hans bilang, lebih baik kita menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi bahan alami.
Misalnya, kata dia, jika kita memerlukan vitamin C, tentu kita bisa mengonsumsi jeruk.
Atau, sambungnya, jika kita memerlukan vitamin D, masih ada ikan dan sayur yang menjadi sumber vitamin alami.
Sehingga, kita tidak perlu terburu-buru membeli vitamin yang dijual bebas di toko obat.
"Vitamin makin banyak, jenisnya macam-macam. Hati-hati lho. Semua itu akan membebani kerja ginjal Anda," katanya.
dr Hans juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat antsakit atau obat antibiotik.
Kalaupun harus meminumnya, tentu harus ada anjuran dari dokter.
Jangan sembarangan membeli obat tanpa resep dokter.
"Jadi dokter biasa kan kasih (obat ke kita) empat lima hari. Setelah itu kalau keenakan, (kita) beli sendiri, itu sangat merusak ginjal," terang dr Hans.
Ia pun mengimbau masyarakat, agar jangan sembarangan membeli obat.
Kebiasaan mengonsumsi obat juga sangat berdampak besar pada kerusakan ginjal.
"Jadi kita enggak perlu minum ombat macem-macem," terangnya.
Jika kita sakit, misal mengalami flu atau demam, ada baiknya lebih memilih beristirahat penuh dan mengonsumsi makanan yang bergizi.
Bila tubuh sudah mendapat waktu istirahat yang cukup, maka kondisi kesehatan juga akan membaik.
Yang paling penting, kata dr Hans, kita juga harus rutin berolahraga.
Sumber:Tribunmedan