Problematika mengenai Kasi Trantib Dinas Perdagangan Kota Semarang yang jabatan dan pekerjaannya melampui batas manusia normal di pertanyakan masyarakat Kota Semarang dan pedagang pasar tradisional ke Walikota dan Wakil Walikota Semarang.
Pantas atau tidak dipertahankannya menurut beberapa pedagang Pasar Johar,Shopping Centre Johor (SCJ), dan Pasar Dargo menjadi problem serius bagi Pemerintah Kota Semarang dalam membina mental "Korupsi" yang hinggap di tubuh Kasi Trantib tersebut.
"layaknya bak mobil yang bensinnya penuh, berlarinya terlalu kencang sehingga bahan bakar tumpah kemana-mana" pungkas Eko pedagang Johar Selatan.
Mereka mengatakan, jika tetap dipertahankan akan menjadi polemik yang tak kunjung usai. Tidak perlu berbelit, segera kembalikan lapak pedagang yang diperjualbelikan dan kembalikan Fasum Johar Utara dan Selatan seperti semula.
Kasus per kasus muncul dimana-mana yang diprakarsa oleh Trantib Dinas Perdagangan tersebut. Dari jual lapak pedagang SCJ dan Johar, aset negara di SCJ lantai 1 yang melibatkan pedagang Johar Utara (str), pemberian tempat karaoke di Pasar Dargo yang peruntukannya seharusnya untuk pedagang tetapi disalahgunakan, mempergunakan jalan umum di belakang Pasar Peterongan, bekerja sama dengan preman, hingga penjualan lapak di Pasar Sampangan dan bekerjasama dengan Kepala Pasar untuk mempermudah akses balik nama pedagang.
Pedagang Pasar berharap agar Walikota Semarang dan Wakilnya memperhatikan pegawai seperti Trantib Dinas tersebut. "Tidak ada alasan lagi selain di rumahkan atau dipecat" tegas pedagang pasar Eko Supri ketika memberikan keterangan di media.
"Beliau itu dikenal lihai dalam memprovokasi pedagang dan organisasi, bayangkan saja adu domba yang muncul disekitar organisasi ini dari siapa, dari oknum Trantib Dinas Perdagangan" pungkas pedagang Johar tengah konveksi. "Sudah sangat tak layak dipertahankan jika memang sudah bobrok seperti itu."
Dengan kondisi pedagang yang dirugikan oleh oknum dinas perdagangan tersebut, tentunya para media mendukung pemberitaan terkait sehingga menjadi Trending Topic di dua bulan terakhir pada beberapa Media Nasional Indonesia khususnya Kota Semarang.
Sumber: Novi