Data Dinas Perhubungan Jakarta mencatat peningkatan jumlah pendatang saat arus balik lebaran 2025 mencapai 129 persen dibanding tahun sebelumnya. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo, jumlah penumpang yang kembali ke Jakarta melalui tujuh terminal utama mencapai lebih dari 130 ribu orang, sedangkan tahun lalu hanya sekitar 57 ribu orang.
"Jadi artinya kalau tahun lalu itu pemantauan di 7 terminal kami itu mencatat sekitar 57 ribu orang (datang ke Jakarta), maka sekarang lebih dari dua kali lipatnya," kata Syafrin di Jakarta seperti dikutip Rabu (16/4/2025).
Syafrin menambahkan, pihaknya juga melakukan monitoring terhadap jumlah penumpang yang berangkat. Tercatat, ada peningkatan jumlah untuk tahun 2025 namun angkanya hanya 5 persen dibanding tahun lalu.
"Jadi jumlah penumpang yang berangkat itu memang ada kenaikan tetapi hanya 5 persen. Artinya memang lebih banyak warga yang datang dan masuk ke Jakarta pada arus balik kemarin," ungkap dia.
Syafrin pun mengonfirmasi temuannya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hasilnya, mereka pun mengamini temuan terkait peningkatan jumlah pendatang ke Jakarta.
"Berdasarkan data dari teman-teman Dukcapil, memang terjadi peningkatan. Terjadi peningkatan jumlah pendatang baru dan sekarang mereka sedang melakukan pendataan secara real melalui kelurahan setempat," Syafrin menandasi.
Tak Lakukan Operasi Yustisi
Sebagai informasi, meski adanya peningkatan jumlah pendatang ke Jakarta, Gubernur Jakarta Pramono Anung tidak melakukan razia kependudukan atau operasi yustisi. Meski begitu, Pramono ingin mereka yang datang ke Jakarta memiliki identitas yang jelas dengan terdata oleh Disdukcapil dengan memiliki KTP.
"Jadi siapapun yang datang ke Jakarta harus ada identitasnya,” jelas Pramono.
Dengan identitas yang jelas, Pramono memastikan mereka bisa mencari pekerjaan di Jakarta. Selain itu mereka juga bisa mengasah skill dengan pelatihan jika memiliki identitas.
“Dukcapil akan mengecek itu, administrasinya dicek. Kalau dia mau mencari kerja di Jakarta monggo, silahkan. Asal dia mau ada pelatihan dan asal juga yang paling penting dia punya identitas. Kalau enggak punya identitas, enggak (bisa cari kerja),” Pramono menandasi.
Sumber: IntelektualNews.info